Mangga Klonal 21 atau Mangga Alpukat, Primadona dari Pasuruan

Mangga Klonal 21 atau Mangga Alpukat, Primadona dari Pasuruan Agrowisata

Mangga Klonal 21 atau Mangga Alpukat, Primadona dari Pasuruan

Persiapan Menghadapi Panen Raya Mangga Klonal 21 di Desa Ooro-ooro Ombo Wetan, Ooro-ooro Ombo Kulon dan Desa Wonokerto.

Pasuruan, Jawa Timur, merupakan salah satu daerah penghasil mangga terkemuka di Indonesia, terutama mangga klonal 21 atau yang lebih dikenal dengan sebutan mangga alpukat. Jenis mangga ini telah menjadi ikon lokal berkat cita rasanya yang khas dan teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis serta cara membukanya yang seperti alpukat. Menjelang panen raya yang akan segera tiba, para petani di Desa Oro Oro Ombo Kulon dan Wonokerto bersiap menghadapi masa yang sangat dinanti-nanti setelah mengalami rencana panen yang mundur karena cuaca, dimana hasil jerih payah mereka selama satu tahun akan terbayar.

Menghadapi panen raya, para petani di tiga desa ini tengah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan hasil panen yang optimal. Salah satu aspek penting yang mereka perhatikan adalah kesiapan infrastruktur. Mulai dari kesiapan peralatan panen, semuanya telah dipersiapkan dengan matang. Peralatan yang memadai penting untuk memastikan bahwa mangga yang dipanen tidak rusak sebelum sampai ke tangan pembeli.

Selain itu, petani juga telah menyiapkan tenaga kerja tambahan untuk membantu proses panen yang padat. Dalam beberapa pekan ke depan, desa-desa ini akan dipenuhi oleh aktivitas yang sibuk, mulai dari proses pemetikan mangga di kebun hingga penimbangan dan pengemasan mangga di gudang. Para petani dan tenaga kerja melakukan proses panen dengan sangat hati-hati untuk memilah mangga yang masak pohon, mengingat harga mangga grade A yang tahun ini mencapai Rp47.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Harga ini memberikan motivasi tersendiri bagi para petani untuk memaksimalkan kualitas buah yang dihasilkan.


Kualitas mangga klonal dari Pasuruan telah lama diakui, namun tantangan utama yang dihadapi petani adalah menjaga konsistensi kualitas buah yang dihasilkan. Untuk itu, proses seleksi buah menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan. Mangga-mangga yang dipanen akan disortir secara ketat berdasarkan kriteria tertentu seperti ukuran, warna, dan tingkat kematangan. Hanya mangga-mangga yang memenuhi standar kualitas tertinggi yang akan masuk dalam kategori grade A dan dijual dengan harga premium.

Petani telah didampingi oleh tim penyuluh dan fasilitator lapangan yang memberikan pendampingan terkait teknik budidaya yang baik dan pengelolaan pasca-panen. Langkah-langkah seperti ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap mangga yang dihasilkan tidak hanya layak jual, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.